JT - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan pentingnya penguatan peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di daerah sebagai wadah untuk menyelesaikan persoalan keagamaan dan konflik sosial.
“FKUB menjadi ruang dialog terbuka, mendalam, dan inklusif bagi pemuka agama dan masyarakat lintas agama, yang dapat memperkuat kerukunan beragama dan menurunkan tensi politik,” kata Bima dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/12).
Baca juga : Program Makan Bergizi Gratis Capai 82,9 Juta Penerima
Bima mencontohkan keberhasilan penyelesaian konflik Gereja Yasmin di Kota Bogor, Jawa Barat, yang berlangsung selama 15 tahun.
“Tidak kurang dari 100 dialog dilakukan dengan berbagai pihak, mulai dari RT, RW, ustaz, pimpinan pondok pesantren, hingga perwakilan gereja. Kata kuncinya adalah dialog inklusif yang melibatkan semua pihak,” ujarnya.
Wamendagri juga menekankan pentingnya adaptasi FKUB terhadap tantangan era modern. FKUB, katanya, harus menghadirkan solusi strategis yang dapat menjawab persoalan keagamaan dan sosial di masyarakat.
Baca juga : Utang Luar Negeri Indonesia Turun Menjadi 405,7 Miliar Dolar AS pada Januari 2024
“FKUB tidak hanya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga memberikan solusi yang strategis sesuai konteks zaman,” jelasnya.
Bima mengajak seluruh pihak untuk bersinergi menjaga kerukunan antarumat beragama demi mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045.