JT – Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menilai banyak pendatang yang datang ke Jakarta memilih menumpang kartu keluarga (KK) dibanding menyewa tempat tinggal saat mencari pekerjaan di Ibu Kota.
"Yang beratnya itu adalah dia menggunakan numpang KK. Jadi, satu KK itu bisa dipakai sampai 30 rumah tangga," kata Yayat saat dihubungi di Jakarta, Senin (14/4).
Baca juga : Jakarta Pusat Targetkan Distribusi Vaksin Polio Capai 95 Persen
Menurut Yayat, salah satu persoalan yang masih menjadi tantangan adalah tingginya angka pendatang yang masuk ke Jakarta tanpa membawa kelengkapan administrasi kependudukan.
Lebih lanjut, banyak dari mereka juga tidak memiliki tempat tinggal tetap, sehingga memilih menumpang di rumah keluarga yang telah lebih dulu tinggal di Jakarta.
44 Persen Hidup dengan Kontrak atau Numpang
Baca juga : Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma Meminta Camat Pantau Logistik Pemilu 2024
Yayat menyebut bahwa 44 persen penduduk Jakarta hidup dengan cara mengontrak rumah atau menumpang keluarga. Hal ini tak lepas dari mahalnya biaya hidup di Ibu Kota.
"Mereka sesudah pindah di Jakarta tambah berat, karena uang yang didapat belum tentu bisa hidup di Jakarta yang sangat mahal," ujarnya.
Bagikan