JAKARTATERKINI.ID - Perusahaan riset publik, IPSOS, memproyeksikan bahwa metode penjualan live shopping, yang telah diadopsi secara luas oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam ranah digital selama beberapa tahun terakhir, tetap akan menjadi primadona hingga tahun 2024.
Andi Sukma, Direktur Eksekutif IPSOS Indonesia, menegaskan bahwa proyeksi ini didasarkan pada keunggulan yang dimiliki live shopping dibandingkan dengan metode penjualan konvensional di pasar daring.
Baca juga : Setahun Beroperasi, Kereta Cepat Whoosh Layani 5,8 Juta Penumpang
"Fitur ini tetap menjadi favorit para penjual, dengan kemudahan yang ditawarkan, UMKM dapat berinteraksi dengan pembeli secara mudah, membangun keterlibatan, yang menjadi daya tarik sulit ditandingi oleh fitur konvensional," ujar Andi dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh IPSOS Indonesia pada hari Senin.
Temuan ini juga sejalan dengan hasil survei IPSOS Indonesia yang berjudul "Tren Live Streaming E-commerce bagi Penjual". Survei ini melibatkan 360 pelaku UMKM, baik perempuan maupun laki-laki, berusia 18-55 tahun, dari daerah Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar, yang berdagang daring dan menggunakan live shopping sebagai metode penjualan.
Menurut survei tersebut, pelaku UMKM yang secara rutin menggunakan metode live shopping merasakan beberapa dampak positif, termasuk perluasan jangkauan pasar, penghematan biaya promosi, dan pembangunan kepercayaan pelanggan.
Baca juga : Indef Peringatkan Potensi Kontraksi Ekonomi Jika PPN Naik Jadi 12 Persen
"Sebanyak 73 persen dari mereka yang menggunakan metode ini melaporkan peningkatan omset, 68 persen di antaranya menyatakan dapat memperluas pasar mereka, dan dampak positif lainnya dirasakan oleh pelaku UMKM," tambah Andi.
Dampak lain yang diungkap dalam survei tersebut mencakup penghematan biaya promosi (64 persen), peningkatan interaksi real-time dengan pelanggan (60 persen), peningkatan kepercayaan pelanggan (59 persen), dan peningkatan rasa aman dalam bertransaksi (49 persen).