Pesisir Jakarta Utara Tercemar: Tumpukan Sampah Hitam Menyelimuti Mangrove

Jakarta, 10/7 - Penjaga kawasan mangrove di Jakarta Utara, Samlawi, mengungkapkan bahwa sampah yang terdapat di Hutan Mangrove Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara berasal dari dua sumber, yaitu laut dan Kali Angke. Sampah ini berasal dari laut dan Kali Angke. Sampah tersebut terbawa ombak besar dan masuk ke area mangrove selama dua minggu terakhir, ujar Samlawi kepada wartawan di Jakarta Utara, pada hari Senin.

Baca juga : Pemkot Jakbar Siap Dukung 40 Target Program 100 Hari Pramono-Rano

Meskipun hutan mangrove memiliki kemampuan untuk menahan sampah yang terbawa oleh ombak, kondisi ini menjadi perhatian penting bagi pemukiman di sekitarnya agar tidak menjadi masalah di masa depan. Selain menyebabkan banjir, keberadaan sampah yang didominasi oleh plastik dan terperangkap di antara pohon mangrove juga mengganggu ekosistem perairan di sekitarnya. Tumpukan sampah juga menyebabkan kawasan pesisir Jakarta Utara terlihat kumuh. Akibat tumpukan sampah tersebut, kondisi air laut di kawasan pesisir mangrove pun menjadi keruh.

Baca juga : BNPT RI dan PT INALUM Sinergi dalam Pemulihan Korban Terorisme di Sumatera Utara

Ketua RW022 Pluit, Bani Sadar, menyatakan bahwa wilayah RW 022 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan salah satu permukiman yang dapat terdampak oleh kondisi yang mengganggu hutan mangrove tersebut. Sebagai upaya untuk mengurangi sampah, dia menjelaskan bahwa wilayah yang dihuni oleh sekitar 6.000 orang tersebut telah menugaskan petugas di setiap RT untuk mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, melainkan membuangnya di tempat penampungan sampah sementara.