JAKARTA TERKINI – Indonesia, yang saat ini menduduki peringkat keenam dunia dengan sekitar 2.600 perusahaan rintisan (startup), terus berupaya membangun ekosistem yang lebih tangguh guna mendorong startup lokal menembus pasar global.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dalam acara Sharing Session Startup Go Global di Jakarta pada Selasa, mengungkapkan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM telah memberikan pendampingan, akselerasi, dan dukungan inkubasi kepada 713 startup hingga September 2024.
Baca juga : Apindo Prediksi Ekonomi RI 2025 Tumbuh 5,2 Persen, Inflasi Terjaga
“Tujuan kami adalah mendorong lebih banyak startup di Indonesia untuk go global, membawa solusi dan inovasi ke pasar internasional. Kami berharap startup ini dapat menjadi entrepreneur kelas dunia dan melahirkan ekonomi baru,” kata Teten.
Namun, Teten mengakui bahwa perjalanan membawa startup lokal ke panggung global menghadapi sejumlah tantangan.
Pertama, akses ke pasar global. Teten menyebutkan bahwa startup Indonesia sering kali tidak memiliki pemahaman mendalam tentang pasar internasional, termasuk regulasi, budaya bisnis, dan preferensi konsumen di negara-negara target.
Baca juga : Pasar Valuta Asing Stabil Meskipun Eskalasi Perselisihan AS-China dan Isu Inflasi
Kedua, kapasitas dan skalabilitas. Startup Indonesia perlu membangun kapasitas untuk berekspansi, baik dari segi teknologi, inovasi, sumber daya manusia, dan modal.
Tantangan ketiga adalah membangun kolaborasi dan jaringan internasional. Teten menegaskan pentingnya startup untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak di luar negeri, seperti pemerintah, lembaga riset, dan korporasi global.