JAKARTATERKINI.ID - Dokter dari RS Paru Ario Wirawan Salatiga, IGN Widyawati, mengatakan bahwa sejumlah kelompok memiliki risiko tinggi terkena tuberkulosis atau TBC, salah satunya adalah perokok.
"Kita tahu bahwa asap rokok yang masuk akan bisa merusak selaput, fili-fili, atau penyaring dari saluran nafas. Sehingga kuman TBC yang masuk akan gampang sekali menginfeksi pada perokok," ujar Widyawati dalam "Gak Mau Terpapar, Lakukan Cara Ampuh Juga TBC ini" yang disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Jumat.
Baca juga : NextHub Global Summit 2024 Perkuat Posisi Indonesia sebagai Tech Hub Regional
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan tuberkulosis disebabkan oleh bakteri yang tersebar melalui udara. Bakteri tersebut berdiam diri di paru-paru dan tidak serta-merta menyerang, namun menunggu imun melemah.
Sejumlah pertanda tuberkulosis, kata dia, adalah batuk selama dua minggu lebih. Selain itu, tergantung dari organ yang terkena, gejalanya dapat berbeda-beda. Contohnya, apabila terkena kelenjar, maka muncul benjolan.
Tanda lainnya yaitu demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi dan biasanya terasa pada malam hari.
Baca juga : Martin Scorsese Garap Film Kriminal Bertabur Bintang Berlatar Hawaii
Selain perokok, lanjutnya, kelompok-kelompok lain yang memiliki risiko terkena TBC adalah orang-orang yang positif HIV, karena pasien-pasien tersebut imunnya rendah.
"Kemudian kelompok yang kedua adalah orang-orang yang mengkonsumsi obat-obatan imunosupresan," katanya.