JAKARTATERKINI.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa yang terjadi di Sumedang akhir tahun 2023 diduga merupakan perulangan dari gempa pada 14 Agustus 1955.
Baca juga : Bupati Sukabumi Apresiasi Percepatan Pembangunan Tol Jagoratu oleh Presiden Jokowi
Dalam sebuah webinar, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengingatkan pentingnya memahami sejarah gempa di suatu wilayah dan mempersiapkan diri menghadapi risiko gempa di masa depan.
"Konsep return period atau periode ulang gempa, yang menyatakan bahwa gempa yang pernah terjadi suatu saat akan terjadi lagi. Gempa Sumedang dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan," jelasnya.
Ia menekankan perlunya kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi, dan bahwa pengetahuan akan sejarah gempa masa lalu dapat menjadi panduan dalam memitigasi risiko.
Baca juga : Menparekraf Evaluasi Kemungkinan Revisi Kenaikan Tarif Pajak Hiburan
Gempa Sumedang, yang disebut sebagai human interest terkait nama sesar pembangkit gempa, menurut Daryono, memiliki karakteristik mirip dengan beberapa gempa di kota lain yang dilalui jalur sesar aktif di Indonesia.
"Pemahaman tentang sesar aktif dan mitigasi gempa bumi menjadi penting untuk meningkatkan kesadaran dan persiapan masyarakat setempat," katanya.